Islam tentu sangat memperhatikan kaum perempuan, dimana hal
tersebut tidak berlaku dalam ajaran-ajaran sebelum kedatangan Islam. Posisi
perempuan begitu penting (dipentingkan) sehingga sering terdengar suatu
ungkapan bahwa tegaknya suatu negara (kelompok) sangat tergantung dengan
perilaku perempuan dalam kelompok tersebut. Mungkin ada yang menganggap ini
berlebihan, meski tidak bisa dipungkiri bahwa peran perempuan sangat berdekatan
dengan kesuksesan dan juga kegagalan!
Dalam ajaran Islam, laki-laki dan perempuan tidak dibedakan
peranannya dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Keduanya memiliki
kesempatan yang sama dalam berusaha berbuat yang terbaik bagi diri, keluarga
dan masyarakatnya. Jelasnya, Alqur'an tidak membedakan perlakuan terhadap
laki-laki dan perempuan. Beberapa ayat menjelaskan hal tersebut:
"Barangsiapa yang melakukan kebaikan, baik laki-laki
maupun perempuan sedangkan ia mukmin, mereka akan masuk surga ..." (QS.
4:124, 40:40)
"Barangsiapa beramal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan, sedangkan ia mukmin, kami hidupkan dia dalam kehidupan yang baik
..." (QS. 16:97)
"Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beriman
diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan ..." (QS. 3:195)
"Tidaklah boleh bagi mukmin laki-laki dan perempuan
merasa keberatan bila Allah telah memutuskan sesuatu perkara ..." (QS.
33:36)
"Orang-orang beriman laki-laki dan perempuan satu sama
lain saling melindungi. Mereka sama-sama menyuruh kebaikan dan melarang
kemungkaran, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mentaati Allah dan
Rasul-Nya. Allah menyayangi mereka ..." (QS. 9:71)
Begitu gamblangnya Al Qur'an memperhatikan makhluk
perempuan, selain ayat-ayat diatas yang menunjukkan tidak adanya diskriminasi antara
laki-laki dan perempuan dalam hubungannya dengan pekerjaan, amal dan tindakan,
Al Qur'an juga memberikan kepada kita penjelasan tentang beberapa tipologi
perempuan, dimana bisa dikatakan, bahwa apa yang pernah terjadi pada masa lalu
dan diabadikan dalam Al Qur'an agar menjadi pelajaran bagi kaum mukminin yang
perempuan khususnya dan laki-laki pada umumnya. Karena, sekali lagi, masalah
yang berhubungan dengan perempuan yang terjadi di muka bumi ini, hampir selalu
terkait dengan kaum laki-laki.
Oleh karena itu, menjadi penting untuk memperhatikan
beberapa tipe perempuan yang pernah diterangkan Allah dalam Al Qur'an. Dimana
Al Qur'an secara khusus membicarakan jenis-jenis perempuan berdasarkan amalnya.
Untuk jenis perempuan ideal yang patut diteladani, seringkali Al Qur'an
menyebut nama jelas. Namun untuk melukiskan perempuan "buruk" Al
Qur'an tidak menyebut nama secara langsung.
Tipe pertama adalah type wanita saleh yang diwakili oleh
Maryam. Nama Maryam disebut beberapa kali dalam ayat-Nya selain juga menjadi
salah satu nama Surat dalam Al Qur'an. Ia adalah type perempuan saleh yang
menjaga kesucian dirinya, mengisi waktunya dengan pengabdian yang tulus kepada
Rabb-nya. Karena kesalehahannya itulah ia mendapat kehormatan menjadi ibu dari
kekasih Allah, Isa alaihi salam, tokoh terkemuka di dunia dan akhirat (QS.
3:45).
"Dan Maryam putra Imran, yang menjaga kesucian
kehormatannya. Kami tiupkan roh Kami dan ia membenarkan kalimah Tuhan-Nya dan
kitab-kitab-Nya dan ia termasuk orang yang taat" (QS. 66:16).
Maryam adalah tipe perempuan saleh. Kehormatannya terletak
dalam kesucian, bukan dalam kecantikan. Tentu masih banyak deretan nama-nama
perempuan saleh baik yang tersebut dalam hadits-hadits Nabi maupun dalam
sejarah.
Al Qur'an juga menerangkan tipe-tipe perempuan pejuang untuk
menjadi contoh bagi para muslimah. Tipe yang kedua ini dicontohkan dengan
sempurna oleh Asiyah binti Mazahim, istri Fir'aun yang hidup dibawah kekuasaan
suami yang melambangkan kezaliman. Asiyah dengan teguh memberontak, melawan dan
mempertahankan keyakinannya apapun resiko yang diterimanya. Semuanya ia lakukan
karena ia memilih rumah di Surga, yang diperoleh dengan perjuangan menegakkan
kebenaran, ketimbang istana di dunia, yang dapat dinikmatinya bila ia bekerja
sama dengan kezaliman. "Dan Allah menjadikan teladan bagi orang-orang yang
beriman perempuan Fir'aun, ketika ia berdo'a: Tuhanku, bangunkan bagiku rumah
di surga. Selamatkan aku dari Fir'aun dan perbuatannya. Selamatkan aku dari
kaum yang zalim." (QS. 66:11).
Al Qur'an memuji perempuan yang membangkang kepada suami
yang zalim. Pada saat yang sama Al Qur'an juga mengecam perempuan yang
menentang suami yang memperjuangkan kebenaran, seperti istri Nabi Nuh alaihi
salam dan istri Nabi Luth alihi salam. Dalam kaitannya dengan hal ini, Al
Qur'an juga menambahkan satu contoh perempuan yang mendukung kezaliman suaminya
(sebagai contoh lawan dari Asiyah) yakni, istri Abu Lahab.
Selain Asiyah, ada pula contoh-contoh perempuan pejuang
meski suami-suami mereka bukanlah orang-orang zalim, melainkan para pejuang
kebenaran. Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Nusaibah binti
Ka'ab, adalah contoh nama-nama yang bersama suami mereka bahu-membahu
memperjuangkan agama Allah.
Tipe ketiga yang dijelaskan dalam Al Qur'an adalah tipe
perempuan penggoda. Jelas untuk yang satu ini diwakili oleh Zulaikha penggoda
Nabi Allah Yusuf alaihi salam. Dalam kisah Zulaikha menggoda Yusuf inilah, Al
Qur'an menunjukkan kepandaian perempuan dalam melakukan makar dan tipuan.
Manakah tipe anda dari ketiga tipe tersebut? Wallahu a'lam
bishshowaab