Sabtu, 18 Mei 2013

Mewaspadai Ucapan Kita Sendiri



Allah SWT berfirman:

مايفظ من قول الاّ لديه رقيب عتيد

Artinya: “tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 18)
Banyak sekali diantara kita yang tidak menyadari bahwa ucapan adalah bagian dari perbuatan, sehinga merasa tidak perlu untuk mengontrolnya, akhirnya kita sering kali melampaui batas dan tidak sempat memilih mana yang lebih pantas untuk disampaikan. Karena tidak hanya satu atau dua orang saja yang akan menjadi obyek lebih banyak (mungkin diantara kita saat ini ada yang menduduki posisi sebagai pemimpin atau wakil rakyat atau tokoh masyarakat yang memiliki massa yang besar, maka pikirkanlah 73 kali upacan, kritikan, ataupun statement kita sebelum disampaikan). Bila ucapan yang kita sampaikan merupakan statement yang memiliki pengaruh luas, ini akan lebih beresiko lebih besar lagi. Inilah yang dicermaskan oleh sahabat Mu’at bin jabal Ra. Hingga ia menanyakan kepada nabi SAW “wahai nabiyallah apakah kita akan dimintai pertanggung jawaban atas yang kita ucapkan?” rosulullah menjawab “ibumu kehillangan anaknya, bukankah manusia akan tertelung kupatas setiap wajah mereka di neraka, kecuali orang-orang yang memintal (memelihara) lidahnya.”
Imam an-nawawi berpesan di dalam kitabnya, riyadl ah sholihin“ketahuilah, seharusnya setiap orang yang mukallaf dapat menjaga lidahnya dari setiap perkataan apapun kecuali yang member kemaslahatan. Ketika perkataan telah usai dan mulai lepas dari nilai kemaslahatan, maka disunnahkan untuk diam tidak meneruskannya. Karena bila perkataan itu dibiarkan mengalir tanpa tujuan, ia akan tergiring kepada perkataan yang haram dan makruh, yang demikian biasanya sering terjadi, dan sulit sekali untuk menghindarinya”.
Tentu, kita dapat pahami bersama bahwa perkataan-perkataan yang baik dan sesuai, atau sikap diam yang kita lakukan akan memberikan persona kewibaan tersendiri pada pribadi seorang muslim. Sedangkan terlalu banyak omong dan melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki akan merobek-robek pribadi seorang muslim. Merendakan status dan kewibawaannya dihadapan orang lain.
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar

 
Welcome to My Website